Karma?
Menurut
wikipedia, Karma berasal dari bahasa sanskerta, yang artinya bertindak,
tindakan, kerja. Lalu disebutkan pengertian karma itu adalah konsep ‘aksi’ atau
‘perbuatan’ yang dipahami sebagai sesuatu yang menyebabkan seluruh siklus
kausalitas. Nah, konsep ini berasal dari india kuno dan dijaga kelestariannya
di filsafat hindu, jain, sikh, dan buddhisme. Haaaa gitulah kira-kira kata
wikipedia.
Konsep
karma ini seperti, semua yang dialami manusia adalah hasil dari tindakan
kehidupan masa lalu dan sekarang. Jadi, ginilah singkatnya, apa yang kamu alami
sekarang,itulah yang pernah kamu lakukan waktu dulu-dulu. Misalnya: si marta
punya sahabat, sahabatnya suka sama cowok tertampan di kelurahan, haa dia
cerita sama marta segalanya tentang doi
eh tapi malah marta yang berusaha ngedekatin doi karena marta tertarik dengan
cerita sahabatnya tentang doi jadi marta berusaha untuk ngedekatin dan
mendapatkan doi. Lalu pacaranlah si marta sama doi, tapi hubungan marta sama
sahabatnya hancur. Terus doi nengok kawan si marta yang lebih cantik dari
marta, terus doi modus lah nanyain kawan si marta ini pencitraan gitu dia.
Dan ternyata si marta diselingkuhi sama
doi, doi diem-diem suka dan ngedekatin kawan marta, sebut saja mawar namanya.
Jadilah orang itu pacaran, si marta marah-marah, putus dan gaada kawan si
marta. Sementara sahabat marta yang dulu udah punya pacar dan bahagia. Doi
marta pun udah bahagia sama mawar. Karena marta gaada kawan jadi marta jadi
pencuri, dia mencuri dandang, bedcover dan lipstik untuk kosmetiknya. Gitulah
orang-orang menyebutnya marta kena karma.
Lalu bagaimana karma dalam islam?
Sebenarnya
istilah karma itu gaada dalam islam. Karena karma itu dianggap istilah didalam
ideologi dan keyakinan agama dharma. Dan di Al-qur’an juga disebutkan dalam
firman Nya:
QS: 35:18. “Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa
orang lain”
QS: 53:38. “Yaitu, bahwasanya seorang yang berdosa tidak
akan memikul dosa orang lain”
Oleh karena itu, tidak seharusnya kita percaya dengan apa
yang telah ada kecuali setelah kita
mengetahui secara ilmiyah hakekat hukum karma tersebut.
Allah ta’ala berfirman:
“Dan janganlah engkau mengikuti apa yang engkau tudak
mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,penglihatan dan hatu
semuanya itu akan diminta pertanggung jawaban. (QS: Al-isra’:36)
Kadang ada kesalahpahaman bahwa
hukum karma sama dengan “nasib”, bahkan “suratan takdir Tuhan”. Perlu diketahui
bahwa dalam hukum karma tidaklah demikian, “suratan takdir” ini ditulis sendiri
oleh diri kita sendiri. Kitalah yang mendesain nasib kita, bukan oleh Brahman,
Dewa-Dewi ataupun pihak lain. Dalam ajaran Hindu, Brahman atau Purusha memang
diyakini sebagai penyebab utama, tetapi dalam hal ini Brahman sebenarnya hanya
“pengamat / saksi abadi“.
Karma berarti “perbuatan /
tindakan”. Hukum karma adalah hukum semesta sebab-akibat, dimana setiap
tindakan kita akan membuahkan hasil tindakan atau buah karma (karma-phala).
Yang berarti apapun yang terjadi pada diri kita di masa lalu, masa kini dan
masa yang akan datang, ditentukan sepenuhnya oleh tindakan diri kita sendiri.
Tanpa ada kaitannya dari Brahman, Dewa-Dewi ataupun pihak lain. Dan yang
dimaksud dengan “tindakan” itu adalah pikiran, perkataan, dan perbuatan kita
sendiri.
Ya, gitu. But it’s back to you,
and your choice :)
Referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Karma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar